Jumat, 27 Mei 2011

Diam itu Emas

Diam Itu Emas Dalam upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelaj

ari adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.”, hadits diriwayatkan oleh Bukhari.

1. Jenis-jenis Diam Sesungguhnya diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis diam:

a. Diam BodohYaitu diam karena memang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri bicara sok tahu.

b. Diam MalasDiam jenis merupakan keburukan, karena diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.

c. Diam SombongIni pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengannya.

d. Diam KhianatIni diamnya orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan orang lain. Diam pada saat dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam yang keji.

e. Diam MarahDiam seperti ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya adalah jauh lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari solusi tapi untuk memperlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi diamnya ini juga menambah masalah.

f. Diam Utama (Diam Aktif)Yang dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa engan bersikap menahan diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besardibanding dengan berbicara.

2. Keutamaan Diam Aktif

a. Hemat MasalahDengan memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah.

b. Hemat dari DosaDengan diam aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun menipis, terhindar dari kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah.

c. Hati Selalu Terjaga dan TenangDengan diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabbur atau aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita.

d. Lebih BijakDengan diam aktif berarti kita menjadi pesdengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam menghadapi sesuatu persoalan, pemahamannya jauh lebih mendaam sehingga pengambilan keputusan pun jauh lebih bijak dan arif.

e. Hikmah Akan MunculYang tak kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif adalah bercahayanya qolbu, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang, hikmah tuntunan dari Allah swtakan menyelimuti hati, lisan, serta sikap dan perilakunya.

f. Lebih BerwibawaTanpa disadari, sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan. Selain itu, diam aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal, seperti:

1. Diam dari perkataan dusta
2. Diamdari perkataan sia-sia
3. Diam dari komentar spontan dan celetukan
4. Diam dari kata yang berlebihan
5. Diam dari keluh kesah
6. Diam dari niat riya dan ujub
7. Diam dari kata yang menyakiti
8. Diam dari sok tahu dan sok pintar Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga akhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid “laa ilaha illallah” puncak perkataan yang menghantarkan ke surga. Aamiin
Continue Reading...

NODA YANG MENGHANCURKAN IBADAH


Banyak orang beranggapan bahwa kualitas ibadah hanya ditentukan oleh syarat, rukun, dan kekhusyukan dalam pelaksanaannya. Misalnya, shalat yang berkualitas adalah yang didahului oleh wudlu yang benar, suci pakaian dan tempatnya, serta khusyuk dalam melakukan setiap rukunnya. Demikian pula dengan ibadah-ibadah yang lain.

Saad bin Abi Waqqash RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang rahasia agar ibadah dan doa-doanya cepat dikabulkan. Rasul SAW tidak mengajari Sa'ad tentang syarat, rukun, ataupun kekhusyukan. Rasul mengatakan, "Perbaikilah apa yang kamu makan, hai Sa'ad." (HR Thabrani).

Ada sindiran yang hendak disampaikan Rasulullah SAW lewat hadis di atas. Yaitu, bahwa kebanyakan manusia cenderung memperhatikan 'kulit luar', tapi lupa akan hal-hal yang lebih urgen dan fundamental.

Setiap Muslim pasti mengetahui bahwa shalat atau haji mesti dilakukan dengan pakaian yang suci. Pakaian yang kotor akan menyebabkan ibadah tersebut tidak sah alias ditolak. Namun, betapa banyak di antara kaum Muslim yang lupa dan lalai bahwa makanan yang diperoleh dari cara-cara yang kotor juga akan berujung pada ditolaknya ibadah dan munajat kita.

Rasul SAW telah mengingatkan, "Demi Zat Yang menguasai diriku, jika seseorang mengonsumsi harta yang haram, maka tidak akan diterima amal ibadahnya selama 40 hari." (HR Thabrani).

Dalam hadis lain yang dinukil Ibnu Rajab al-Hanbali, Rasul SAW bersabda, "Barangsiapa yang di dalam tubuhnya terdapat bagian yang tumbuh dari harta yang tidak halal, maka nerakalah tempat yang layak baginya."

Di sinilah terlihat dengan jelas, korelasi antara kualitas ibadah dan sumber penghasilan. Bahkan, karena ingin memastikan bahwa semua yang dikonsumsi berasal dari sumber yang halal, para Nabi dan Rasul menekuni suatu pekerjaan secara langsung untuk menghidupi diri dan keluarga mereka.

Nabi Dawud adalah seorang pandai besi dan penjahit, Nabi Zakaria seorang tukang kayu, Rasulullah SAW adalah seorang pedagang, dan seterusnya. Demikian pula dengan para sahabat yang mulia; mayoritas kaum Muhajirin berprofesi sebagai pedagang, sementara kaum Anshar mengandalkan hidupnya dari pertanian.

Lebih dari itu, ketika seseorang bergelimang harta haram, dan ia menafkahi keluarganya dengan harta tersebut, sebenarnya ia tidak hanya menodai ibadahnya sendiri. Tapi, juga menodai ibadah dan masa depan anak-istrinya.

Seperti komentar Syekh 'Athiyah dalam Syarh al-Arbain an-Nawawiyah, "Orang tua seperti itu secara sengaja membuat ibadah dan doa anak-anaknya tertolak. Sebab, ia menjadikan tubuh mereka tumbuh dari harta yang haram." Wa Allahu a'lam
Continue Reading...

Kamis, 26 Mei 2011

AIR MATA DAN MANFAATNYA

Assalamualaikum Wr Wb. Salam serta shalawat senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW.
Alhamdulillah pada hari ini kita bisa dipertemukan kembali oleh Allah SWT dalam acara KAJIAN MUSLIMAH.
Baiklah sebelum memulai, marilah kita bersama-sama mengucapkan kalimat basmalah, semoga Allah memberikan barakah pada KAJIAN kita kali ini. Amin.

Bismillahirrahmanirrahim.

Pada kesempatan kali ini, saya mengajak para ukhti tercinta, untuk kembali merenungi dan mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada kita yaitu berupa mata yang sehat.
Pembahasan pada kajian kali ini ialah AIR MATA dan MANFAATnya

Harun Yahya pernah mengatakan pada tulisannya tentang ”MIRACLE OF EYE” bahwa Tears are perfect eyedrops. Banyak orang yang mengira bahwa air mata kita adalah hanya sekedar cairan yang mengalir apabila kita menangis. Padahal sebenarnya, air mata adalah cairan ciptaan Allah yang sangat bervariasi kandungan dan fungsinya. Subhanallah.

Airmata melindungi mata dari kuman dan mengandung Lyzosime yang dapat membunuh berbagai macam mikroba. Lyzosime ini sendiri adalah zat desinfektan yang lebih keras dari zat-zat kimia yang digunakan untuk mendesinfeksi seluruh tubuh
Subhanallah, marilah kita berhenti sejenak untuk berfikir. Bagaimana mungkin, mata yang merupakan organ yang sangat halus, dapat ”tahan” dengan kandungan zat kimia sekeras Lyzosime tersebut tanpa menimbulkan iritasi dan lain sebagainya. Jawabannya sudah sangat jelas, bahwa ini adalah salah satu bukti penciptaan Allah SWT.

Katakanlah. ”Adakah kamu perhatikan sekutu-sekutu kamu yang kamu seru selain dari Allah? Perlihatkanlah kepada-Ku apakah yang mereka telah ciptakan di bumi, ataupun mereka berserikat dalam penciptaan langit? Ataukah Kami telah memberikan Kitab kepada mereka, lalu mereka mendapatkan keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Bahkan orang-orang zalim itu tidak menjanikan sebahagian terhadap sebahagian yang lain melainkan tipu daya. (QS. Faathir : 40)

Lapisan air mata sendiri terdiri dari tiga lapisan yaitu : Lapisan minyak, Lapisan air dan Lapisan Lendir. Lapisan minyak merupakan lapisan terluar yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar kecil pada pinggir kelopak mata yang bernama kelenjar Meibom. Fungsi dari lapisan minyak ini adalah untuk melicinkan permukaan mata dan mengurangi penguapan air mata.

Lapisan minyak merupakan lapisan terluar yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar kecil pada pinggir kelopak mata yang bernama kelenjar Meibom. Fungsi dari lapisan minyak ini adalah untuk melicinkan permukaan mata dan mengurangi penguapan air mata. Lapisan minyak merupakan lapisan terluar yang dihasilkan. Lapisan air merupakan lapisan tengah yang dihasilkan oleh sel sel yang tersebar pada konjungtiva (selaput bening mata). Lapisan ini berfungsi membersihkan mata dan mengeluarkan benda-benda asing ataupun iritan yang masuk ke dalam mata. Lapisan terdalam adalah lapisan lendir. Lapisan ini membantu agar air mata tersebar rata pada permukaan mata dan membantu agar mata tetap lembab.

Pada sebagian orang, ternyata air mata tidak tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menjaga agar mata tetap lembab dan nyaman. Pada orang-orang ini akan dirasakan gejala seperti mata panas, nyeri, berlendir, dan mudah teriritasi.

Pengurangan jumlah air mata ini dapat disebabkan oleh meningkatnya usia, terutama setelah menopause. Mata kering dapat pula terjadi berkaitan dengan penyakit radang sendi. Selain itu, mata kering dapat juga disebabkan oleh penggunaan berbagai obat seperti obat-obatan hipertensi, obat-obatan KB maupun obat anti alergi

Nah, dasar dari penanggulangan mata kering ini adalah pemberian air mata buatan. Tetes air mata buatan ini dapat digunakan sebagai pelumas mata dan menggantikan lapisan air mata yang hilang. Air mata buatan ini dapat dipakai sesering mungkin bergantung pada gejala yang dirasakan.

Pada penderita yang derajat mata keringnya lebih parah, dapat dilakukan penyumbatan pada saluran air mata, sehingga air mata tidak keluar melalui saluran ini dan mata lebih lembab. Bagi para pengguna komputer, karena pancaran radiasi komputer dan akomodasi berlebihan karena komputer, disarankan untuk menetesi mata dengan air mata buatan setiap 4-5 jam sekali dan melakukan RULES OF 20

Apa itu RULES of 20?
Yaitu setiap 20 menit dihadapan komputer, pejamkan mata selama 20 detik atau lemparkan pandangan ke arah jauh (minimal 20 feet) .Hal ini untuk memberi kesempatan pada otot mata agar istirahat dari akomodasinya, dan juga memberi kesempatan berkedip ( menutup mata) agar lapisan air mata dapat terbentuk.

Dokter akan mendeteksi kekeringan air mata ini dengan berbagai macam tes dan alat. Pada stadium awal, penyakit mata kering (DRY EYE SYNDROME) ini sama sekali tidak berbahaya, namun pada fase yang lanjut (sangat kering) dapat menimbulkan kerusakan serius di bola mata.

Demikian kajian dari saya kali ini. Semoga bermanfaat
Continue Reading...

Cinta dalam Pandangan Islam

ssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Bismilahiirrohmaniirrohiim

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada nabi dan RasulNya Muhammad sallallahu ‘alaiwasalam.

Terima kasih kepada moderator yg telah memberikan kesempatan pada saya untuk bergabung dg kajian muslimah pada hari ini

Sebelumnya saya mohon maaf jika materi yg akan disampaikan kali ini ada yg sudah pernah membaca/mendapatkannya. Namun saya berharap semoga kita semua tetap bisa mengambil hikmah dari materi kali ini. Terutama untuk diri saya pribadi.

Untuk tema materi kali ini saya ingin menyampaikan tentang “ Cinta Dalam Pandangan Islam”, diambil dari buku karangan Abdullah Nasih Ulwan

Arti Cinta

Cinta adalah persaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya hati org yg mencintai pada pihak yg dicintainya, dg semangat yg menggelora dan wajah yg selalu menampilkan keceriaan.

Cinta dlm pengertian spt ini mrpk persaaan mendasar dalam diri mns, yg tdk bisa terlepas dan merupakan sesuatu yg essensial. Dlm banyak hal, cinta muncul utk mengontrol keinginan ke arah yg lebih baik dan positif. Hal ini dpt terjadi jk org yg mencintai menjadikan cintanya sbg sarana utk meraih hasil yg baik dan mulia guna meraih kehidupan sbgmn kehidupan org2 pilihan dan suci serta org2 yg bertaqwa dan selalu berbuat baik.

Apakah Islam mengakui cinta?





Krn Islam adalah agama yg fitrah, maka Islam mengakui ttg hal ini. Hal yg sangat mendasar dalam diri manusia. Namun Islam membagi beberapa tingkatan ttg cinta. Dan tingkatan2 cinta ini akan selalu ada dalam kehidupan ini sampai saatnya bumi dan seisinya dihancurkan oleh Allah.



Adapun dasar ttg tingkatan cinta dalam Islam, adalah firman Allah pada QS. 9 (At Taubah): 24).

“Jika bapak2, anak2, saudara2, pasangan2, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yg fasik”



Cinta pada tingkat tertitinggi adalah cinta kepada Allah, rasulNya dan jihad dijalanNya.

Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada ortu, anak, keluarga, pasangan dan saudara.

Adapun cinta yg paling rendah adalah cinta yg lebih mengutamakan harta, keluarga, daripada cinta kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNYa.

Hikmah dari Cinta:

1. Cinta adalah proses ujian yg keras dan pahit dalam kehidupan manusia. Apakah cinta itu dalam perjalanannya akan menghantarkannya kepada jalan yg mulia atau menghempaskannya kepada jalan yg hina.

2. Jika tidak ada cinta maka di dunia ini tidak akan ada inovasi, pembangunan dan peradaban.

3. Keberadaan cinta merupakan faktor dominan dalam melestarikan eksistensi manusia dan interaksinya dengan sesama manusia.



# Ketika cinta diarahkan kpd kebaikan, mk cinta dapat membawa keutuhan, perdamaian, kebaikan pada kehidupan bermasyarakat.

# Cinta yg ditumbuhkan oleh factor keimanan, maka akan menghasilkan berbagai hal yg mengagumkan. Dapat mengubah sejarah, menegakkan puncak kejayaan dan kemuliaan dunia. Sebagai contoh adalah kehidupan generasi muslim pada masa dahulu.

Dan masih banyak lagi hikmah yg lain dari adanya rasa cinta pada diri manusia.



Fenomena yg timbul dari tingkatan2 cinta yg ada akan menimbulkan efek yg berbeda

Pada fenomena tingkatan cinta yg tertinggi, maka akan membuat seseorg dalam hidupnya untuk selalu mendahulukan cinta kepada Allah , RasulNya dan jihad dijalannya. Dalam kehidupannya sehari2 tidak ada orientasi selain kepada Allah. Dia akan selalu merasa yakin bahwa segala sesuatu yg telah Allah tetapkan adalah yg terbaik bagi manusia Bahwa Allah lebih mengetahui daripada makhluknya. Kemudian, bagi seseorg yg sudah merasakan nikmatnya iman, maka dia akan selalu meneladani kepribadian Rasulluh, mencintai Rasululluh, kmdn dia juga akan mencintai jihad dijalanNya. Akan berjuang dengan segala apa yg dia miliki.



Firman Allah pada Qs. 28:68.

“Rabbmu menciptakan apa yg Dia kehendaki dan memilih (seorg Rasul diantara hambaNYa). Sekali2 tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan MahaTinggi dari apa yg mereka persekutukan (denganNya)

Qs. 33: 36

“Tidaklah patut bagi seorg mukmin baik laki2 maupun perempuan jika Allah dan RasulNya telah menetapkan bagi mereka suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yg lain dalam urusan mereka…”

Qs.2:140

“Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah?…”

Qs. 2 : 282

“…dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”

Adapun dampak yg disebabkan oleh cinta tingkat menengah dalam membentuk karakter individu, keluarga, dan masyarakat telah amat nyata. Jika tidak Allah ciptakan cinta pada suami –istri maka tidak akan tercipta keluarga, tidak akan lahir anak-cucu, tidak akan terjadi proses mengasuh, mendidik dan memelihara anak.Jika tdk Allah ciptakan cinta pada anak, niscaya dalam jiwanya tidak akan ada semnagat kekeluargaan, tidak akan kokoh iktakan kekeluragannnya, tidak akan mengasihi saudaranya. Jika tdk Allah tanamkan rasa cinta pada manusia maka, mk tidak akan tercipta hubungan social antar bangsa yg dibangun atas prinsip ta’aruf (saling mengenal)

Dengan demikian cinta tingkat menengah ini amat penting untuk menciptakan kemashalatan pribadi dan keluarga khususnya dan untuk merealisasikan kemaahalatan antar bangsa dan seluruh ummat manusia pada umumnya.

Firman Allah tentang hal ini terdapat pada Qs. 49:10

“Sesungguhnya orang2 mukmin itu bersaudara…”

Qs. 49 : 13

“ Wahai manusia seseungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki2 dan perempuandan Kami telah menjadikan kalian berbangsa2 dan bersuku2 agar kalian saling mengenal…”

Hadits riwayat Bukhari-muslim

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya .., hendaklah dia menghormati tamunya”

Dan masih banyak lagi ayat dan hadist yg menceritakan tentang hubungan antar manusia.



Fenomena Cinta tingkat rendah

Cinta jenis ini ada beberapa macam:

1. Mencintai thougut dan sesembahan selain Allah, seperti menyembah manusai, batu dsb.

Qs. 2: 165

“Diantara manusia ada orang2 yg menyembah tuhan2 selain Allah. Mereka mencintai tuhan itu sebagaimana mereka ( org2 mukmin yg mukhlis) mencintai Allah. Adapun org2 yg beriman jauh lebih besar cintanya kepada Allah (disbanding cinta org2 kafir terhadap tuhan2 mereka)…”

2. Menjalin tali kasih kepada musuh2 Allah.

Qs. 60:1

“Hai org2 yg beriman, jgnlah kalian menjadikan musuhKU dan musuh kalian sebagai teman2 setia, yg kalian sampaikan kepada mereka (rahasia org2 mukmin) karena kasih sayang (kepada mereka), padahal sebenarnya mereka telah ingkar terhadap kebenaran (kitab dan Rasul) yg datang kepada kalian..”



3. Mengumbar syahwat dan berkubang dalam Lumpur kekejian dan kehinaan.

Qs.3:14



“Dijadikanlah indah pada (hati) manusia kecintaan kepada apa2 yg diingini, yaitu wanita2…”

4. Mencintai ayah,ibu,anak, istri, suami, keluarga, karir, tanah air melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan Jihad dijalannya.

Qs.9:24.

“Jika bapak2, anak2, saudara2, pasangan2, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yg fasik”



Nabi salallahu ‘alaihiwassalam bersabda:

“Tidak sempurna iman seseorg dari kalian hingga aku lebih dia cintai daripada bapak-ibunya, anaknyadan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Menuhankan hawa nafsunya,

Qs. 45:23

“ Bagaimanakah pendapatmu tentang org menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membirakannya sesat berdasarkan ilmuNya?…

Dengan demikian bagi seorang mukmin yg telah diliputi oleh manisnya iman, maka ia tidak akan rela jika dirinya diliputi oleh cinta pada tingkatan yg rendah yg akan membunuh karakter manusia dan menghancurkan kemuliaannya. Bahkan ia akan menjaga kesetiaannya hanya kepada Allah saja. Dia akan menjaga cintanya untuk tidak akan memberikannya kepada mush2 Islam, Dia akan menjaga syahwatnya, dan tidak melakukannya dijalan yg bahtil.Dia tidak akan mencintai kekayaannya, pasangan, anak, orag tuanya, keluarganya, kedudukannya melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNya.

Pada akhirnya hanya diri kita sendiri yg akan menentukan pada tingkatan cinta yg mana kita berada. Dan hal ini hanya Allah dan diri kita saja yg tahu.

Semoga Allah senantiasa menjaga diri kita agar tidak terjebak pada cinta tingkat rendah.

Ini saja yg biasa saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekhilafan. Kebenaran hanyalah milik Allah SWT.
Continue Reading...

Arti Cinta, Rindu dan Cemburu dalam Islam

Banyak orang berbicara tentang masalah ini tapi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Atau tidak menjelaskan batasan-batasan dan maknanya secara syar’i. Dan kapan seseorang itu keluar dari batasan-batasan tadi. Dan seakan-akan yang menghalangi untuk membahas masalah ini adalah salahnya pemahaman bahwa pembahasan masalah ini berkaitan dengan akhlaq yang rendah dan berkaitan dengan perzinahan, perkataan yang keji. Dan hal ini adalah salah. Tiga perkara ini adalah sesuatu yang berkaitan dengan manusia yang memotivasi untuk menjaga dan mendorong kehormatan dan kemuliaannya. Aku memandang pembicaraan ini yang terpenting adalah batasannya, penyimpangannya, kebaikannya, dan kejelekannya. Tiga kalimat ini ada dalam setiap hati manusia, dan mereka memberi makna dari tiga hal ini sesuai dengan apa yang mereka maknai.

Cinta (Al-Hubb)

Cinta yaitu Al-Widaad yakni kecenderungan hati pada yang dicintai, dan itu termasuk amalan hati, bukan amalan anggota badan/dhahir. Pernikahan itu tidak akan bahagia dan berfaedah kecuali jika ada cinta dan kasih sayang diantara suami-isteri. Dan kuncinya kecintaan adalah pandangan. Oleh karena itu, Rasulullah Sawmenganjurkan pada orang yang meminang untuk melihat pada yang dipinang agar sampai pada kata sepakat dan cinta, seperti telah kami jelaskan dalam bab Kedua.

Sungguh telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasa’i dari Mughirah bin Su’bah r.a berkata : “Aku telah meminang seorang wanita”, lalu Rasulullah Sawbertanya kepadaku : “Apakah kamu telah melihatnya ?” Aku berkata : “Belum”, maka beliau bersabda : “Maka lihatlah dia, karena sesungguhnya hal itu pada akhirnya akan lebih menambah kecocokan dan kasih sayang antara kalian berdua”

Sesungguhnya kami tahu bahwa kebanyakan dari orang-orang, lebih-lebih pemuda dan pemudi, mereka takut membicarakan masalah “cinta”, bahkan umumnya mereka mengira pembahasan cinta adalah perkara-perkara yang haram, karena itu mereka merasa menghadapi cinta itu dengan keyakinan dosa dan mereka mengira diri mereka bermaksiat, bahkan salah seorang diantara mereka memandang, bila hatinya condong pada seseorang berarti dia telah berbuat dosa.

Kenyataannya, bahwa di sini banyak sekali kerancuan-kerancuan dalam pemahaman mereka tentang “cinta” dan apa-apa yang tumbuh dari cinta itu, dari hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dimana mereka beranggapan bahwa cinta itu suatu maksiat, karena sesungguhnya dia memahami cinta itu dari apa-apa yang dia lihat dari lelaki-lelaki rusak dan perempuan-perempuan rusak yang diantara mereka menegakkan hubungan yang tidak disyariatkan. Mereka saling duduk, bermalam, saling bercanda, saling menari, dan minum-minum, bahkan sampai mereka berzina di bawah semboyan cinta. Mereka mengira bahwa ‘cinta’ tidak ada lain kecuali yang demikian itu. Padahal sebenarnya tidak begitu, tetapi justru sebaliknya.

Sesungguhnya kecenderungan seorang lelaki pada wanita dan kecenderungan wanita pada lelaki itu merupakan syahwat dari syahwat-syahwat yang telah Allah hiaskan pada manusia dalam masalah cinta. Artinya Allah menjadikan di dalam syahwat apa-apa yang menyebabkan hati laki-laki itu cenderung pada wanita, sebagaimana firman Allah Swt :

["Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak,..."] Ali-’Imran : 14

Allah lah yang menghiasi bagi manusia untuk cinta pada syahwat ini, maka manusia mencintainya dengan cinta yang besar, dan sungguh telah tersebut dalam hadits bahwa Nabi Saw bersabda :

["Diberi rasa cinta padaku dari dunia kalian : wanita dan wangi-wangian dan dijadikan penyejuk mataku dalam sholat"] HR Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Baihaqi.

Andaikan tidak ada rasa cinta lelaki pada wanita atau sebaliknya, maka tidak ada pernikahan, tidak ada keturunan dan tidak ada keluarga. Namun, Allah Swt tidaklah menjadikan lelaki cinta pada wanita atau sebaliknya supaya menumbuhkan diantara keduanya hubungan yang diharamkan, tetapi untuk menegakkan hukum-hukum yang disyari’atkan dalam bersuami isteri, sebagaimana tercantum dalam hadits Ibnu Majah, dari Abdullah bin Abbas r.a berkata : telah bersabda Rasulullah Saw:

["Tidak terlihat dua orang yang saling mencintai, seperti pernikahan"]

Dan agar orang-orang Islam menjauhi jalan-jalan yang rusak atau keji, maka Allah telah menyuruh yang pertama kali agar menundukan pandangan, karena ‘pandangan’ itu kuncinya hati, dan Allah telah haramkan semua sebab-sebab yang mengantarkan pada fitnah, dan kekejian, seperti berduaan dengan orang yang bukan mahramnya, bersenggolan, bersalaman, berciuman antara lelaki dan wanita, karena perkara ini dapat menyebabkan condongnya hati. Maka bila hati telah condong, dia akan sulit sekali menahan jiwa setelah itu, kecuali yang dirahmati Allah Swt.

Bahwa Allah tidak akan menyiksa manusia dalam kecenderungan hatinya. Akan tetapi manusia akan disiksa dengan sebab jika kecenderungan itu diikuti dengan amalan-amalan yang diharamkan. Contohnya : apabila lelaki dan wanita saling pandang memandang atau berduaan atau duduk cerita panjang lebar, lalu cenderunglah hati keduanya dan satu sama lainnya saling mencinta, maka kecondongan ini tidak akan menyebabkan keduanya disiksanya, karena hal itu berkaitan dengan hati, sedang manusia tidak bisa untuk menguasai hatinya. Akan tetapi, keduanya diazab karena apa yang dia lakukan. Dan karena keduanya melakukan sebab-sebab yang menyampaikan pada ‘cinta’, seperti perkara yang telah kami sebutkan. Dan keduanya akan dimintai tajawab, dan akan disiksa juga dari setiap keharaman yang dia perbuat setelah itu.

Adapun cinta yang murni yang dijaga kehormatannya, maka tidak ada dosa padanya, bahkan telah disebutkan olsebagian ulama seperti Imam Suyuthi, bahwa orang yang mencintai seseorang lalu menjaga kehormatan dirinya dan dia menyembunyikan cintanya maka dia diberi pahala, sebagaimana akan dijelaskan dalam ucapan kami dalam bab ‘Rindu’. Dan dalam keadaan yang mutlak, sesungguhnya yang paling selamat yaitu menjauhi semua sebab-sebab yang menjerumuskan hati dalam persekutuan cinta, dan mengantarkan pada bahaya-bahaya yang banyak, namun …..sangat sedikit mereka yang selamat.

Rindu (Al-’Isyq)

Rindu itu ialah cinta yang berlebihan, dan ada rindu yang disertai dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan. Maka rindu tersebut bukanlah hal yang tercela dan keji secara mutlak. Tetapi bisa jadi orang yang rindu itu, rindunya disertai dengan menjaga diri dan kesucian, dan kadang-kadang ada rindu itu disertai kerendahan dan kehinaan.

Sebagaimana telah disebutkan, dalam ucapan kami tentang cinta maka rindu juga seperti itu, termasuk amalan hati, yang orang tidak mampu menguasainya. Tapi manusia akan dihisab atas sebab-sebab yang diharamkan dan atas hasil-hasilnya yang haram. Adapun rindu yang disertai dengan menjaga diri padanya dan menyembunyikannya dari orang-orang, maka padanya pahala, bahkan Ath-Thohawi menukil dalam kitab Haasyi’ah Marakil Falah dari Imam Suyuthi yang mengatakan bahwa termasuk dari golongan syuhada di akhirat ialah orang-orang yang mati dalam kerinduan dengan tetap menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang-orang meskipun kerinduan itu timbul dari perkara yang haram sebagaimana pembahasan dalam masalah cinta.

Makna ucapan Suyuthi adalah orang-orang yang memendam kerinduan baik laki-laki maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan dan menyembunyikan kerinduannya sebab dia tidak mampu untuk mendapatkan apa yang dirindukannya dan bersabar atasnya sampai mati karena kerinduan tersebut maka dia mendapatkan pahala syahid di akhirat. Hal ini tidak aneh jika fahami kesabaran orang ini dalam kerinduan bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan orang yang rendah yang melecehkan kehormatan manusia bahkan dia adalah seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan dan ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya, dia ikat anggota badannya sebab ini di bawah kekuasaannya. Adapun hatinya dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya dengan sikap afaf (menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya sehingga dengan itu dia mendapat pahala.

Cemburu (Al-Ghairah)

Cemburu ialah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta. Maka tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu termasuk sifat yang baik dan bagian yang mulia, baik pada laki-laki atau wanita.

Ketika seorang wanita cemburu maka dia akan sangat marah ketika suaminya berniat kawin dan ini fitrah padanya. Sebab perempuan tidak akan menerima madunya karena kecemburuannya pada suami, dia senang bila diutamakan, sebab dia mencintai suaminya. Jika dia tidak mencintai suaminya, dia tidak akan peduli (lihat pada bab I). Kita tekankan lagi disini bahwa seorang wanita akan menolak madunya, tetapi tidak boleh menolak hukum syar’i tentang bolehnya poligami. Penolakan wanita terhadap madunya karena gejolak kecemburuan, adapun penolakan dan pengingkaran terhadap hukum syar’i tidak akan terjadi kecuali karena kelalaian dan kesesatan. Adapun wanita yang shalihah, dia akan menerima hukum-hukum syariat dengan tanpa ragu-ragu, dan dia yakin bahwa padanya ada semua kebaikan dan hikmah. Dia tetap memiliki kecemburuan terhadap suaminya serta ketidaksenangan terhadap madunya.

Kami katakan kepada wanita-wanita muslimah khususnya, bahwa ada bidadari yang jelita matanya yang Allah Swt jadikan mereka untuk orang mukmin di sorga. Maka wanita muslimat tidak boleh mengingkari adanya ‘bidadari’ ini untuk orang mukmin atau mengingkari hal-hal tersebut, karena dorongan cemburu. Maka kami katakan padanya :

* Dia tidak tahu apakah dia akan berada bersama suaminya di surga kelak atau tidak.
* Bahwa cemburu tidak ada di surga, seperti yang ada di dunia.
* Bahwasanya Allah Swt telah mengkhususkan juga bagi wanita dengan kenikmatan-kenikmatan yang mereka ridlai, meski kita tidak mengetahui secara rinci.

Surga merupakan tempat yang kenikmatannya belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terbetik dalam hati manusia, seperti firman Allah Swt

["Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan"] As-Sajdah : 17

Oleh karena itu, tak seorang pun mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari bidadari-bidadari penyejuk mata sebagai balasan pada apa-apa yang mereka lakukan. Dan di sorga diperoleh kenikmatan-kenikmatan bagi mukmin dan mukminat dari apa-apa yang mereka inginkan, dan juga didapatkan hidangan-hidangan, dan akan menjadi saling ridho di antara keduanya sepenuhnya. Maka wajib bagi keduanya (suami-isteri) di dunia ini untuk beramal sholeh agar memperoleh kebahagiaan di sorga dengan penuh kenikmatan dan rahmat Allah Swt yang sangat mulia lagi pemberi rahmat.

Adapun kecemburuan seorang laki-laki pada keluarganya dan kehormatannya, maka hal tersebut ‘dituntut dan wajib’ baginya karena termasuk kewajiban seorang laki-laki untuk cemburu pada kehormatannya dan kemuliaannya. Dan dengan adanya kecemburuan ini, akan menolak adanya kemungkaran di keluarganya. Adapun contoh kecemburuan dia pada isteri dan anak-anaknya, yaitu dengan cara tidak rela kalau mereka telanjang dan membuka tabir di depan laki-laki yang bukan mahramnya, bercanda bersama mereka, hingga seolah-olah laki-laki itu saudaranya atau anak-anaknya.

Anehnya bahwa kecemburuan seperti ini, di jaman kita sekarang dianggap ekstrim-fanatik, dan lain-lain. Akan tetapi akan hilang keheranan itu ketika kita sebutkan bahwa manusia di jaman kita sekarang ini telah hidup dengan adat barat yang jelek. Dan maklum bahwa masyarakat barat umumnya tidak mengenal makna aib, kehormatan dan tidak kenal kemuliaan, karena serba boleh (permisivisme), mengumbar hawa nafsu kebebasan saja. Maka orang-orang yang mengagumi pada akhlaq-akhlaq barat ini tidak mau memperhatikan pada akhlaq Islam yang dibangun atas dasar penjagaan kehormatan, kemuliaan dan keutamaan.

Sesungguhnya Rasulullah Saw telah mensifati seorang laki-laki yang tidak cemburu pada keluarganya dengan sifat-sifat yang jelek, yaitu ‘Dayyuuts’. Sungguh ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabraani dari Amar bin Yasir r.a, serta dari Al-Hakim, Ahmad dan Baihaqi dari Abdullah bin Amr r.a, dari Nabi Saw bahwa ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga yaitu peminum khomr, pendurhaka orang tua dan dayyuts. Kemudian Nabi menjelaskan tentang dayyuts, yaitu orang yang membiarkan keluarganya dalam kekejian atau kerusakan, dan keharaman.

Wallahu a’lam
Continue Reading...

Jalan Cinta Para Pejuang

Kalau cinta berawal dan berakhir karena Allah,maka cinta yang lain hanya upaya menunjukkan cinta padaNya,pengejawantahan ibadah hati yang paling hakiki : selamanya memberi yang bisa kita berikan,selamanya membahagiakan orang-orang yang kita cintai. -M. Anis Matta-

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Ia tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali. Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali. Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah. ’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali. ”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.” Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu. Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, ”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..” Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.

Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya. ’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi. ’Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. ”Wahai Quraisy”, katanya. ”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani. ’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha. Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah keberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak. Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri. Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. ”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. ”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”

Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian. Dan bagi pencinta sejati, selalu ada yang manis dalam mencecap keduanya.

Di jalan cinta para pejuang, kita belajar untuk bertanggungjawab atas setiap perasaan kita..
Continue Reading...

Karena Engkau Cantik Maka izinkan Aku Menunduk

Demi Allah,
Aku tak tahu apa harus kukecam hawa nafsuku,
Atas cinta
Atau mataku yang menggoda, atau hati ini
Jika kukecam hati ia berkata: Gara-gara mata yang memandang!
Dan jika kuhardik mata, ia berdalih: Ini kesalahan hati!
Mata dan hati telah dialiri darah,
maka wahai Rabbi, jadilah penolongku atas mata dan hati ini.


Syaitan, kata Ibnu Abbas, menempati tiga lokasi dalam diri seorang laki-laki: pandangan, hati dan ingatan. Sementara kedudukan syaitah dalam diri seorang wanita menurut Faqih-nya para sahabat ini ada pada lirikan mata, hati, dan kelemahannya. Luar biasa betapa betapa semua titik lemah manusia telah diketahui syaithan.

Sungguh benar kemudian jika ustadz Rahmat 'Abdullah mengatakan bahwa titik lemah ujian datang. Demi Allah, ada banyak laki-laki jujur yang akan mengakui bahwa titik lemahnya ada pada kecantikan wajah. Sejujurnya para isteri bangsawan Mesir di masa Yusuf 'Alaihisalam yang mengiris-iris jemarinya menyaksikan ketampanan membius.
Cukuplahungkapan keterpanaan mereka mewakili perasaan lelaki, “... Haasyallaah, ini bukan manusia, ini malaikat yang mulia..” (Yusuf 31)

Di tengah kejujuran itu, biarlah kita merindu sosok-sosok yang pandangannya selalu tunduk, menyerusuk ke dalam bumi. Walau ia menyimpan kekaguman pada Maha Karya Allah, tetapi kemampuan membedakan mana yang halal dan mana yang haram baginya telah mengajarkan kalimat, “Cantik, ijinkan aku menunduk!”

Mari kita dengarkan bagaimana Ummu Salamah berkisah dengan santunnya 'Utsman bin Thalhah dalam perjalanan mereka ke Madinah. Sungguh, hanya Allah yang mengawasi mereka sepanjang 400 kilometer itu. Ya. Padahal Ummu Salamah adalah salah satu wanita tercantik di Makkah dan 'Utsman pun tergolong tampan.

Agaknya, ketundukkan pandangan 'Utsman bin Thalhah, kemudian akhlaknya dan kesuciannya inilah membuat Rasulullah mencegah Umar membunuhnya saat dia masih musyrik dan menjadi tawanan Badar. Bahkan kemudian beliau menetapkan hak pemegang kunci ka'bah padanya dan keturunannya saat penaklukan Makkah. Inilah yang beliau SAW lakukan, meski Ali sang menantu mulia mnginginkan dan meminta kedudukan itu untuk disatukan dengan hak pemberian minum jamaah haji yang ada pada keturunan Abdul Muthalib.

Ibnu ishaq meriwayatkan fragmen ini, dalam penggal kisah hijrah Ummu salamah. Dan inilah yang dituturkan Ummu salamah:

...Utsman bin thalhah bertanya padaku, “Hendak pergi kemana wahai putri Abu Umayyah?”

“Aku hendak menemui suamiku di Madinah.”
“Tidak adakah seseorang yang menyertaimu?”
“Tak seorangpun kecuali Allah da anakku ini...”
“demi Allah, tidak selayaknya engkau dibiarkan seperti ini”, Katanya. Lalu dia menuntun tali kendali unta dan membawaku berjalan dengan cepat. Demi Allah, aku tidak pernah bepergian dengan seorang laki-laki dari kalangan Arab yang lebih santun dari dirinya.

Jika tiba disuatu tempat persinggahan, dia menderumkan unta, kemudian dia menjauh dan membelakangiku agar aku turun. Apabila aku sudah turun, dia menuntun untaku dan mengikatnya di sebuah pohon. Kemudian ia menyingkir dan mencari sebuah pohon lain, berteduh di bawahnya sambil tidur terlentang. Jika sudah dekat waktunya untuk melanjutkan perjalanan, dia mendekat ke arah untaku dan menuntunnya. Sambil agak nebjauh lagi dan membelakangiku dia berkata, “Naiklah!”

Jika aku sudah naik dan duduk dengan mapan di dalam sekedup, dia mendekat lagi dan menuntun tai kekang unta. Begitulah yang senantiasa ia lakukan hingga ia mengantarku sampai ke Madinah. Setelah melihat perkampungan Bani 'Amr bin “auf di Kuba, dia berkata, “Suamimu ada di kampung itu, maka masuklah ke sana dengan barakah Allah.”
setelah itu, dia membalikkan badan dan kembali ke Makkah.

Luar biasa. Terima kasih padamu wahai Utsman, yang telah mengajarkan pada kami akhlak laki-laki sejati. Inilah spontanitas hati yang mampu membedakan mana yang halal bagi dirinya dan mana yang tidak.

Kalau kisah ini belum cukup, ada riwayat lain tentang salah seoarang Murid Ibnu Mas'ud. Rabi' bin Khaitsam namanya. Duapuluh tahun lamanya Rabi' bolak-balik ke rumah Ibnu Mas'ud. Selama itu pula budak perempuan Ibnu Mas'ud tidak mengenalnya kecuali sebagai orang buta karena ketundukkan pandangannya. Jika Rani' mengetuk pintu, budak itu segera melihatnya dan segera melapor, “Sahabat Anda yang buta itu telah datang.”

“Heh, celaka kamu...”, kata Ibnu Mas'ud sambil tertawa. “Dia itu Rabi'..”

Begitulah, sehingga nari kita dengar oujian Ibnu Mas'ud kepada Rabi', “Wa basysyiril mukhbithiin.. berilah kabar gembira kepada orang yang selalu menjaga kesucian. Demi Allah, seandainya Rasulullah melihatmu, tentu beliau akan membanggakanmu.”.

Demi Allah, Utsman bin Thalhahdan Rabi' bin Khaitsam telah mengajari kita akhlak pria sejati. Akhlak yang membuat syaithan menggigit jari. Akhlak yang mengajari kita untuk berkata, “Cantik, ijinkan aku menunduk...”

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan hendaklah mereka jaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesunggunya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nur 30)

Maka Hilanglah Hafalannya

“dari Jarir ibn 'Abdillah, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba. Beliau bersabda: Palingkan segera pandanganmu!” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Apa yang salah dari melihat tak sengaja, kemudian segera dipalingkan. Mungkin tidak ada. Tetapi pengalaman Imam Al Bukhari menjadi pelajaran bahwa sekecil apapun larangan Allah didekati akan ada efek terasa. Diriwayatkan bahwa ketika beliau menghafal hadist-hadist yang sedang diteliti, tanpa sengaja beliau melihat betis seorang wanita. Dan, -catat ini- , serta merta empat puluh hadits yang sedang beliau hafal itu hilang dari memori!

Ah, hafalan kita kan sedikit. Aduhai, itu bukan alasan untuk menipu diri. Poros nilai yang kita bicarakan bukan sedikit banyaknya hafalan, hilang atau tidak karena memandang. Bukan itu. Nilai yang kita bicarakan adalah pandangan dan konsekuensi ketaqwaan yang mengikutinya.

“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Ghafir 19)

Esensi ketakwaan kepada Allah telah mengajarkan kepada salah seorang pelayan Rasulullah untuk melarikan diri ketakutan setelah melihat seorang wanita Anshar mandi. Betapa malu ia kepada Allah dan Rasul-Nya, sampai ia tak bisa menunjukkan muka kepada Rasulullah, mengisi malamnya dengan tangis pilu di tengah gurun selama 40 hari. “Aku dapati, seperti semut-semut yang merayap di sekujur kulit dan tulangku..” katanya menggambarkan dosa yang ia rasakan. Demikian Syaikh Muhammad Assaf mengisahkannya kepada kita dalam Berkas-berkas Cahaya Kenabian.

Demikian juga kisah berikut ini menjadi pelajaran, dengarlah...

“akan datang kepada kita..”, kata Utsman bin Affan ketika , “..seorang laki-laki yang di matanya ada bekas zina!”. Setalah ditunggu, datanglah laki-laki itu yang dengan jujur mengakui, ia beru saja berpapasan dengan seorang muslimah yang ia kagumi kecantikanny. (Aduh, kita pasti jadi malu kalau ketemu Utsman!)

“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati>” (Ghafir 19)

mari belajar dari sisi lain kisah ini. Selain ungkapan “bekas zina” yang kita dengar, ada sisi pribadi Utsman yang menarik. Bagaimana ia tahu ada bekaszina? “Bukan, bukan wahyu...,” kata Utsman, “Hanya firasat seorang mukmin!”

menyelami kehidupan Utsman bin Affan adalah mengarungi lautan pelajaran tentang sikapnya yang menjaga kesucian diri. Kejernihan Bashirah, kebeningan mata hati, dan kepekaan terhadap maksiat yang berkaitan dengan kesucian anggota badan adalah produk dari kesucian diri itu. Bukankah ia, - seperti kata Rasulullah-, manusia yang malaikat pun malu kepadanya?

Anda ingin tahu bagaimana Utsman menjaga aurat diri?Mandinya Utsman tidak dilakukan kecuali dalam rumah yang terkunci rapat, tertutup semua lubangnya, di kamar yang paling terlindung dan terkunci, dalam sebuah bilik rapat kamar itu, dan dipasang selubung kain yang tinggi. Itu pun, Utsman masih tak bisa menegakkan punggung karena rasa malu.

Salam untukmu pemilik dua cahaya, menantu ganda Rasulullah. Tampaknya engkaulah contoh termanis tentang menjaga pandangan dan menjaga diri,sesuatu yang telah engkau rasakan manisnya dalam hati. Dan iblis pun tak bisa merentang busurnya...

“Pandangan adalah anak panah beracun dari anak panah iblis. Siapapun yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, Allah akan mengaruniakan keimanan, yang ia temui rasa manisnya di dalam hati,” (HR Al Hakim)
Continue Reading...

Rabu, 25 Mei 2011

Bunga yang Cantik itu Kau, Saudariku…

"Harta yang paling berharga di dunia adalah wanita yang solehah." (H.R. Muslim)

Wanita ibarat bunga...
Cantik indahnya pada pandangan mata hanya sementara...
Yang kekal menjadi pujaan manusia, hanyalah wanita yang mulia akhlaknya...
Karena akhlaq wanita ibarat bunga...
Tiada guna berwajah cantik tetapi akhlaq buruk...
Tiada guna juga berwajah cantik tetapi hati kosong dari ilmu...

Ibarat bunga..
Ada yang cantik bila dipandang tetapi tidak enak baunya...
Ada pula yang kurang menarik dan baunya juga kurang menyenangkan...
Ada juga bunga yang tidak menarik pada pandangan mata kasar..
Tetapi bila dihalusi dengan mata hati, ternyata amat tinggi nilainya....


Wanita adalah makhluk Allah yang amat istimewa.
Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu bangsa terletak di tangan wanita.
Allah telah menetapkan hukumNya atas mereka…
Karena itulah...

Sebagai anak, dia menjadi anak yang sholihah...
Sebagai remaja, dia akan menjadi remaja yang bersemangat...
Sebagai isteri, dia menjadi isteri yang menyenangkan dan menenangkan hati suaminya...
Sebagai ibu, dia akan mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang...
Dan pastinya sebagai hamba Allah, dia akan menjadi hamba yang tunduk dan menyerah diri hanya kepada-Nya.
Ayo Saudariku… mewangilah sampai ke SURGA!!!
Continue Reading...

Taman-Taman Orang Sholeh / Sholehah

Prolog : Sore itu Aisya masih asyik di depan laptop. Mengumpulkan kata-kata yang berserakan, kemudian merangkainya menjadi bermakna. Intinya, Aisya lagi menulis sekaligus mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan hari Ahad besok. Saat sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba ada HP Nokia 5300-nya bergetar hebat (tapi ga nyampe terjadi gempa :D). Nomor asing. “Assalamu’alaykum..” “Wa’alaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh..” Jawab suara di belahan bumi sana. Suara yang begitu Aisya kenal. Kemudian, “Ukh… segera ke…. Sekarang! Pengganti agenda besok… Afwan, jarkom ternyata tidak sampai… bla… bla… bla…” Aisya pun segera menjawab, “Oke ukh, segera meluncur!” Laptop langsung di-stand by, siap-siap, memasukkan beberapa peralatan penting ke dalam tas (payung, dompet, bolpoin, note kecil, mushaf, dan dompet). Langsung bergegas menyambut seruan!!! Wah, penting juga ya berSIAP SIAGA!!! Tidak sampai 15 menit kemudian sudah sampai di lokasi. Sebelumnya memang sudah pernah bertandang di markas ini, waktu belajar tahsin bersama Ustadz Hasan Hartanto. Alhamdulillah, acaranya baru sampai pembacaan tilawah. Berikut inspirasi yang berhasil Aisya torehkan dalam note kecilnya.
***
Sebelum memulai materi, ustadz Ridwan bertanya, “Apa problematika terbesar bagi diri Anda?”
Beberapa ummahat menjawab.
Lantas, ustadz pun menyampaikan, “Masalah terbesar dalam kehidupan ini adalah apakah kita bisa masuk surga atau tidak!”
Landasan Syar’i
“Sesungguhnya orang-ornag yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal.” (Q. S. Al Kahfi [18] : 107)
Jenis Taman Surgawi dan Penikmatnya
Sesuatu yang kita yakini dan kita senangi, maka kita harus mengenalnya.
Kita merindukan Allah, maka kita harus mengenal Allah
Kita mencintai Rasulullah SAW, maka kita juga harus mengamalkan sunah-sunah beliau.
Segala sesuatu dimulai dari At-Ta’aruf (pengenalan), termasuk kita mengenal surga, Semua menginginkan menjadi penghuni surga kan? Makanya, harus tahu/mengenal surga itu. Terdapat 7 tingkatan surga :
1.Surga Firdaus
Surga Firdaus diperuntukkan bagi :
a.Peshalat yang khusyu’
b.Orang-orang yang produktif dalam beramal sholeh (jauh dari al-laghwu)
c.Orang-orang yang komitmen berzakat
d.Orang-orang yang menjaga kemaluannya
e.Orang-orang yang konsisten dengan shalat
f.Orang-orang yang komitmen dengan amanah dan janji
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya ” (Q.S. Al Mu’minun [23] : 1-11)

2.Surga Ma’wa
Surga Ma’wa diperuntukkan bagi :
a.Orang-orang yang senantiasa berdzikir
b.Orang-orang yang bersifat tawadhu’
c.Orang-orang yang komitmen untuk shalat malam
d.Orang-orang yang komitmen dalam beriman dan beramal shaleh
e.Para dermawan
Jauhilah sifat sombong (At Takabur). Dua komponen utama sifat sombong : meremehkan orang lain dan menolak kebenaran.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami) mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhan-nya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhan-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Maka apakah orang yang beriman (sama) seperti orang yang fasik (kafir). Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalehm maka bagi mereja surga-surga tempat kediaman sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. As-Sajdah [32] : 15-19)

3.Surga 'Adn
Surga 'Adn diperuntukkan bagi :
a.Orang-orang yang komitmen dalam beriman dan beramal shaleh
b.Orang-orang yang rela terhadap ketetapan dan ketentuan Allah SWT
c.Orang-orang yang memiliki khasyyatullah (perasaan takut kepada Allah)
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah Surga ‘And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagii orang yang takut kepada Tuhannya.” (Q.S. Al Bayyinah [98] : 7-8)

4.Surga Na’im
Surga Na’im diperuntukkan bagi: para Al Muqarrabin (Orang-orang yang dekat dengan Allah).
Cara mendekat (taqarub) yang disebutkan Rasul adalah ketika sujud. Maka, perbanyaklah doa pada waktu bersujud.
“Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketentraman dan rezeki serta surga kenikmatan”(Q.S. Al-Waqi’ah [56] : 88-89)

5.Surga Dar Muqamah
Surga Dar Muqamah dinikmati oleh orang-orang yang kebaikannya lebih dominant daripada kesalahannya.
Tiga tipologi manusia :
a. Kebaikan < kebaikan b. Kebaikan = kesalahan c. Kebaikan > kesalahan
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian ini adalah karunia yang amat besar. (Bagi mereka) Surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutra. Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya, di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu (Q.S. Fathir [35] : 32-35).

6. Surga Maqam Amin
Surga Maqam Amin diperuntukkan bagi orang-orang yang bertaqwa
”Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman, yaitu di dalam taman-taman dan mata air-mata air (Q.S. Ad-Dukhan [44] : 51-52)

7.Surga Darus Salam
Surga Darus Salam diperuntukkan untuk orang-orang yang melakukan kebaikan “Allah menyeru manusia ke Darus Salam (surga) dan menunjuki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya (Q.S. Yunus [10] : 25-26)

Nuansa Panorama Taman Surgawi
1.Nuansa Taman Alam Surga
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat sepotong pohon, di mana bayang-bayang pohon itu jika ditempuh oleh seseorang yang bepergian dengan mengendarai kendaraannya membutuhkan waktu seratus tahun tanpa henti.” (H.R. Muslim)
Hadist di atas menggambarkan bahwa surga itu LUAS!!!
2.Cuaca Taman Surga
“Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. (Q.S. Al Insan [76] : 13)
Sejuk, tidak ada yang bekerja, semuanya beristirahat
3.Menu di Taman Surga
“Apakah perumpaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya. (Q.S. Muhammad [47] : 15)
4.Tipikal Sang Bidadari
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (Q.S. Ar Rahman [55] : 56)
Bidadari yang dimaksud adalah yang pandangannya hanya untuk suaminya

Ibroh :
1.Penggambaran tentang surga membuat kita rindu kepadanya
2.Allah berbahasa dengan bahasa standar manusia dalam menggambarkan keindahan surga lewat firman-firmanNya.
Semoga kita menjadi bagian dari penghuni surga…
Aamiin…
***
Epilog :
Pada akhirnya setiap orang beriman akan masuk surga. Begitu statement terakhir dari ustadz. Perlu digarisbawahi : PADA AKHIRNYA!!! Sedangkan saat ini, kita tidak tahu seperti apa akhir dari hidup kita. Masih MISTERIUS. Bisa jadi saat ini kita sedang dalam kondisi iman yang bagus, tapi kita tak bisa menjamin, pada akhirnya nanti kita seperti apa. Bisa jadi malah dalam kondisi tak beriman. Naudzubillah… Mari terus memperbaiki diri. Terus berproses menjadi perindu surga, hingga pada akhirnya nanti… kita akan berkumpul bersama di surgaNya. Semoga! Aamiin..
Tasqif kali ini berakhir setelah adzan Maghrib berkumandang. Kemudian kami iftor bersama dalam balutan ukhuwah yang indah..
Kami merindu menjadi orang-orang shaleh…
Kami merindu memasuki surgaMu, ya Allah…

Ya Allah, bimbing hamba agar senantiasa istiqomah di jalanMu…
Continue Reading...

Hayo Siapa Yang Punya Pesbuk, Digunakan Untuk Apa..?

Sob,,,Udah berapa lama punya jejaring sosial yang namanya fesbuk???
Waaahh..udah lama ukh….
Mh.mhm…baru ko uni…baru 1 tahun….ato…
Baru kemaren ukh…

Yah…berapa lamapun waktu yang telah kita habiskan untuk dan dengan fesbuk…pastinya beda-beda dong…akan tetapi sudah kah kita bertanya pada diri sendiri, sebenarnya kita bikin fesbuk untuk apa?ngapain harus capek-capek bikin fesbuk toh udah ef es ini ato email dan yg lain ini??

Jujur nih saya sendiri awalnya bikin fesbuk gara-gara salah seorang kakak angkatan waktu di FE UNP dulu. Karna udah jarang ketemuan, pas di Tanya ‘un…ada ef-es ga?’ di jawab ‘engak..adanya Cuma fesbuk yon…’, nah semenjak itulah saya langsung sign up ke fesbuk…

Tapi beringan waktu saya jadi mikir, sebenarnya saya ngegunain fesbuk untuk apa sih. Apa Cuma mo menyambung silaturrahim yang sempat terputus dengan beberapa sodara saja?ato Cuma buat iseng2an aja sih?ato karna sesuatu yang saya sendiri juga ga tau apa?

Hingga suatu saat saya diskusi sama salah seorang akhwat yang berbeda harokah…begini ceritanya:
Temen :“subhanallah anti tambah sehat aja nih keliatannya, walaupun lagi skripsi??”
Saya : “Alhamdulillah ukh, yang penting hati seneng aja, kalo pun ada masalah yaah positive thinking aja ma ketetapan Allah, ye ga??”
T : “bener ukh…ana sepakat deh. Btw, skripsi anti dah nyampe mana nih?
S : “hm,,ntar aja deh ya nanya yang ini, sesi berikutnya aja. Lagi ga mood bicarain skripsi nih ukh… oia, gimana ane dah punya fesbuk anti bikin juga lah? Masak jaman sekarang ga punya sih..”. ane sok belagu nanya yg beginian sama dia.
T : “ga ahh, masih banyak yang perlu ana kerjain ketimbang fesbukan. Lagian itu kan produknya yahudi, ga tega ana sama sodara2 di Palestina sana…”

Pas denger temen saya ngomong gitu, langsung aja saya kasih informasi mengenai fesbuk, yg pastinya ga bisa di terangin disini deh, sampe akhirnya dia nyerah.

T : “ok kalo gitu, tapi sebenarnya niat anti untuk bikin fesbuk itu apa?kalo Cuma silaturrahim kita bisa ketemuan atawa smsan or chet aja. Apa Cuma mau gagahan2 aja, ngasih tau ke orang banyak anti lagi ngapain gituh…iiihh cemen banget sih kyk anak kecil yang kurang di perhatiin.”
T : “ato Cuma mau riya aja anti ngasih status terhadap apa yang anti udah lakukan untuk ummat ato pura2 mentausiyahi mereka gituh.” Ga Cuma nyampe disini aja…”aha,,, atau jangan2 ada seseorang yang selalu anti tunggu ke datangannya saat online, begitu???”. Astaghfirullah,,,ukhti istighfar anti.”
S : setelah sekian lama diem ngedengar penjelasannya…”astaghfirullah…ga banget tuh ukh yang terakhir…astaghfirullah, bukankah Rasulullah juga menganjurkan kita untuk menjaga silaturrahim dan saling mengunjungi saudara yang lainnya. Paling ga kalo pun ane ga bisa kerumah mereka ane tahu kondisi mereka melalui status. Bisa menguatkan kalo ada yang lemah, bisa mengingatkan kalo ada yang salah ato khilaf…hanya itu”…

Tapi sempat terpikirkan juga dan ber Azzam…

Ok…MULAI DETIK INI SAYA AKAN MEMBUAT FESBUK INI BERBEDA DARI YANG BIASANYA…

HARUS PERBANYAK TULISAN
APAPUN ITU YANG PENTING BERMANFAAT BAGI DIRI KU DAN ORANG LAIN TENTUNYA…

HARRRUUUUUUSSSS

How about u sob,,,???
Continue Reading...

Akhwat Meneh

Akhwat itu…(antara khayalan n beneran)

Akhwat itu…
Jilbabnya lebar
Sapa dan salam selalu di tebar
Ketahuan mau ngaji jalannya pada nyebar
Hehehe…takut ketahuan kali….sabaaar


Akhwat itu…
Orangnya sabar
Dapet musibah tetep senyumnya lebar
Kalo ngaji suaranya bergetar
Saat aksi semangatnya menggelegar

Akhwat itu…
Pandangannya selalu terjaga
Kalo jalan kenceng n tergesa-gesa
Janjian sama ikhwan ga mau berdua aja
Katanya ‘takut ada yang ke tiga’…haha

Akhwat itu…
Menyibukkan diri sebagai dai
Sampe lupa nuker kaos kaki
Padahal baunya udah nauzdubillahi
Hati-hati ntar binaannya pada pergi…

Akhwat itu…
Pedenya lumayan tinggi
Pake baju rapih walaupun tabrak sana-sini
Katanya ‘yang penting tetep syar’i’

Akhwat itu…
Selalu percaya ketetapan dr Illahi Rabbi
Walau medan da’wah berat tetap di jalani
Katanya ‘hanya berharap ridho Illahi’
Ok…semoga Allah berkahi…

Akhwat itu…
Sebagian besar adalah aktivis
Walau dompet tipis dan bikin hati miris
Tetep tersenyum walaupun hatinya nangis gerimis
Ishk…ishk…ishk…

Akhwat itu….
Huufff….tolong disambung gan!!!
Continue Reading...

Ayo Menikah

NIKAH…NIKAH DAN MENIKAH…..
beberapa waktu ini saya dapet beberapa undangan dari beberapa temen...ini bukan undangan rapat, bukan juga undangan dari pemerintah apalagi undangan penyitaan....(wuaaahh ga deh)...tapi ini adalah undangan yg membuktikan pertanggungjawaban mereka terhadap salah satu sunnah Rasulullah, bentuk pertangungjawaban terhadap slogan yg sering mereka umbar..."berjuang sepenuh dien"...yah undangan pernikahan. kalo ga salah sampe bulan mei depan ada undangan 6-8,,,ini masih undangan gy dah pasti, belum undangan yg nanti akan menyusul...oohh God...berarti saya harus menyisihkan cepek-an saya untuk menghadirinya...

pembaca: yah ga ikhlas doong?
saya:bukan gituh...tp itu hanya batu sandungan kecil bg orang kecil spt saya..(gede kaleee...he)
pembacca:syukur dah...
saya: :)

ok kembali ke topik utama...menikah...nah tmen2 jgn takut kalo berbicara tentang topik yg satu niih...kita (yeee...kita...situ aja kalii) yg blom nikah jg berhak ko u mengulas masalah ini...maksudnya berbicara mengenai pernikahan bukan hanya hak prerogatif dr mereka yg udah nikah...u kita yg lajang juga boleh ko...insyaallah ga bayar....

pembaca: iy percaya
saya:makasiih

##Menikahlah Karena Allah##
yang ini udah pasti adalah kunci kebahagiaan setelah menikah, kalo ga karna Allah SWT truz karna apa dong yaahhh. Innamal a’malubinniaat....pastinya temen-temen lebih paham dari pada saya mengenai Hadist yang pertama ini, intinya apa yg kita niatin di awal pasti itu yang akan kita dapetin nanti dan beruntunglah bagi orang yang niatin nikah hanya karena Allah dan merugilah orang yang mempunyai niat selain itu.

Sungguh temen-temen...hanya Allah yg layak kita tempatkan di urutan pertama dalam hati kita setelahnya yaah up to you deh. Selain itu Allah itu sesuai dengan prasangkan hambanya, so jika kita telah meniatkan menikah karnaNya maka Allah adalah tebusan bagi kita tapi tentunya tergantung bagaimana kita nanti menjalankan niat yg kita bangun tadi.

Ingetlah orang yang akan menikah aja ada janji dari Allah apalagi yang udah menikah... ga percaya...nih janji dari Allah bagi orang yg bakal nikah :
1. "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)". (An Nuur : 26). Nah sebaik apakah diri kita saat ini ???

2. "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". (An Nuur: 32).
3. "Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya". (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160).

4. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (Ar Ruum : 21).

5. "Dan Tuhanmu berfirman : 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina' ". (Al Mu'min : 60).

6. "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat". (Al Baqarah : 153)
Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid'ah-bid'ah.

7. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (Alam Nasyrah : 5 - 6) Ini juga janji Allah. Mungkin terasa bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.

8. "Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad : 7)
Agar Allah Tabaraka wa Ta'ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinfak di jalan-Nya, membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam, membantu penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.

9. "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (Al Hajj : 40)

10. "Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al Baqarah : 214) Itulah
janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita. Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap muslim.


##Menikahlah maka Engkau akan kaya##
kayaknya slogan ini ato kalimat ini dah ga asing lagi deh ya buat kita, hampir dari sebagian orang yang mau menikah terutama yang muslim make landasan ini sebagai landasan teoritisnya dalam proposalnya....

pembaca: ha...emang gituh ya???

Saya: Yah ga tau juga sih baru nebak doang....he...

Pembaca: yaaah kiraiiiin...

Saya: kirain jugaaa.....

Yang harus digaris bawahi disini adalah kata-kata KAYA...nah jangan pernah mengartikan dan mengukur KAYA itu hanya dari Materi atao duit ajah... mari kita generalisasikan KAYA dari sudut mana aja...dari mazhab mana aja en dari bagian mana ajaa...makna kaya bisa saja sama dengan tambah dewasa, tambah syukur nikmat, tambah bahagia, tambah kerjaan, tambah pikiran....he yg terakhir ga serius tuh....pokoke tambah segala-galanya deh terutama yg baik...pokoke sence of good personality terasah kayaknya.

Tapi sepertinya mang bener deh ya, disaat seseorang telah menikah maka yang harus bertanggung jawab atas dirinya dan keluarganya adalah dia, dengan cara apapun dan bagaimanapun mereka akan berusaha untuk berbuat yang terbaik demi keluarga yang mereka bangun.

Nah gimana...tertarik ga untuk nyoba nikah....

Pembaca: kog nyoba...langsung aja?

Saya : iyah...maksudnya ituuh...

Pembaca: yuuks...

Saya: Lha....

Maaf kalo pembahasannya ga serius yah...tapi saya hanya mencoba untuk mengungkapkan sesuatu yang ada di otak saya...tapi yah hanya segini dan begini doang dapetnya...kalo kurang tolong diperbaiki kalo lebih yah tolong dikurangi...lho....he.


Maka...maka....apa keputusannya????


jangan menikah karena cinta, karena ketika cinta itu habis, maka apa lagi yang dipertahankan..
tapi menikahlah karena Allah,,karena cinta kita pada Allah adalah kekal…
Continue Reading...

Wanita Sungguh Istimewa.

Istimewanya wanita
Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
9. Dll.

Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA ".

Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)?

Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.

Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?

Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu / wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak?

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya?

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.


Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu : sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.

Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita .... kan?

Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut / tunduk kepada cara-cara / peraturan buatan mereka.

Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumnya/peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia.
Continue Reading...

Jumat, 20 Mei 2011

akhwat sejati.....

seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya, '' abi ceritakan pada ku tentang akhwat sejati?''
sang ayah pun menoleh dan kembali kemudian tersenyum. anakku...seorang akhwat sejati bukanlah
di lihat dari kecantikkan paras wajahnya,tetapi di lihat dari kecantikan hati yg ada di baliknya.

akhwat sejati....bikanlah di lihat dari bentuk tubuhnya,tetapi di lihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari begitu banyaknya kebaikkan yg ia berikan, tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikkan itu.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi di lihat dari apa yg sering mulutnya bicarakan.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari keahliannya berbahasa, tetapi di lihat dari bagaimana caranya berbicara.

sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya. ''Lantas apalagi abi???'' sahut putrinya. ketahuilah putri ku.....

akhwat sejati.....bukanlah di lihat dari keberaniannya dlm berpakaian, tetapi di lihat sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.

akhawat sejati....bukanlah di lihat dari kekhawatiran di goda orang di jalan, tetapi di lihat dari kekhawatiran dirinyalah yg mengundang orang jadi tergoda.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yg ia jalani, tetapi di lihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dgn penuh rasa syukur.

dan ingatlah.....akhwat sejati bukan di lihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi di lihat sejauh mana ia menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari besarnya jilbab yg dia pakai, tetapi dari besarnya semangat jihad dalam dirinya.

akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari tertutup rapat tubuhnya, tetapi ketulusan hatinya menutupi aib saudaranya.

akhwat sejati......bukan di lihat dari lembut suaranya, tetapi kelembutan hatinya yg mudah menangis melihat kezholiman.

akhwat sejati.....bukan hanya di lihat dari manis senyumnya, tetapi manis hati yg peduli pada mereka yg membutuhkan.

akhwat sejati.....bukan di lihat dari tunduk pandangannya, tetapi juga semangat menundukkan musuh2 Allah.

setelah itu sang anak kembali bertanya, ''siapakah yg dapat menjadi kriteria sprt itu,abi???''
sang ayah memberikan sebuah buku dan berkata,''pelajarilah mereka!''
sang anak pun mengambil buku itu dan terlihat sebuah tulisan'' ISTRI RASULULLAH'',(muslimah sholehah)


sudahkan kita menjadi bagian ikhwan dan akhwat sejati?????
mmmmmm.....menjadi bahan renungan pribadi...
Smoga semakin hari kita dapat menjadi ikhwan dan akhwat sejati yah teman2...a..min...IKHWAN DAN AKHWAT yang tentunya terbaik di mata Allah...sama2 saling mengingatkan yuk teman2..=)
Continue Reading...

IKHWAN DAN AKHWAT SEJATI

ikhwan sejati

seorang remaja pria bertanya kepada ibunya, ''ibu,ceritakan kepada ku tentang ikhwan sejati...!!'' sang ibu tersenyum dan menjawab....

ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari bahunya yg kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya.

ikhwan sejati..... bukanlah di lihat dari suaranya yg lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.

ikhwan sejati.... bukanlah d lihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersaahabatnya pada generasi muda bangsa.

ikhwan sejati.... bukanlah di lihat dari bagaimana dia d hormati di tempat kerja, tetapi bagaimana dia di hormati di dalam rumah.

ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.

ikhwan sejati....bikanlah di lihat dari dadanya yg bidang, tetapi dari hati yg ada di balik itu.

ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari banyknya akhwat yg memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yg di cintainya.

ikhwan sejati....bukanlah di lihat dari jumlah barbel yg di bebankan, tetapi dari tabahanya dia menghadapi lika-liku kehidupan.

ikhwan sejati.....bukanlah di lihat dari kerasnya membaca al-qur'an, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yg dia baca.

setelah itu,sang remaja pria kembali bertanya.siapakah yg dapat memenuhi kriteria
sprt itu ibu?'' sang ibu memberinya buku dan berkata....pelajari tentang dia.
ia pun mengambil buku itu,"MUHAMMAD" judul buku yg tertulis d buku itu.
Continue Reading...

Akhwat Jatuh Cinta??

Tidak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia..
Bukankah cinta adalah fitrah manusia??
Tidak pantaskah akhwat jatuh cinta??
Mereka juga punya hati dan rasa..

Tapi tahukah kalian betapa berbezanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya??
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada..
Namun sebaliknya..

Ketika Akhwat Jatuh Cinta..~

Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sebuah hijab yang tersingkap..
Ketika lelaki yang tak halal baginya, berawangan dalam alam fikirannya..
Yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lagi..
Ketika rasa rindu mulai merekah di hatinya..
Yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sebuah rasa yang tak semestinya..

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu..
Yang ada adalah malam-malam yang dipenuhi air mata penyesalan atas cinta-Nya yang ternodai..
Yang ada adalah kegelisahan, kerana rasa yang salah arah..
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit..

Ketika Akhwat Jatuh Cinta..~

Bukan harapan untuk bertemu yang mereka nantikan..
Tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut..
Tak ada kata-kata cinta dan rayuan..
Yang ada adalah kekhawatiran yang amat sangat..
Akan hati yang mulai merindukan lelaki yang belum halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya..

Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah..
Kegelisahan di hatinya yang tak mampu lagi memberikan ketenangan di wajahnya yang dulu teduh..
Mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya..
Bahkan pada saat itu dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan..

Alangkah kasihannya jika akhwat jatuh cinta..
Kerana yang ada adalah penderitaan..

Tapi ukhti..
Bersabarlah..
Jadikan ini ujian dari Rabbmu..

Matikan rasa itu secepatnya..
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia..
Pasang duri dalam hatimu, agar rasa itu tak tumbuh bersemai..
Cuci dengan air mata penyesalan akan hijab yang sempat tersingkap..
Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah hanya padaNya..
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu..

Ukhti..
Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya..
Kerana bila memang kalian ditakdirkan bersama..
Maka tak akan ada yang dapat menghalang kalian bersatu..
Tapi ketahuilah..
Bagaimana pun usaha kalian untuk bersatu..
Jiika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu..

Ukhti..
Bersabarlah..
Biarkan Allah yang mengaturnya..
Maka yakinlah..
Semuanya akan baik-baik sahaja..

~..Semua Akan Indah Pada Waktunya..~

Continue Reading...

Muslimah cantik, ilmunya mumpuni

MUSLIMAH yang cerdas selalu menyadari arti pentingnya ilmu. Dia tidak akan pernah lupa untuk memberikan perhatian kepada akalnya, sebagaimana dia memberikan perhatian kepada tubuhnya. Dengan demikian, seperti halnya laki-laki, muslimah juga dibebani kewajiban untuk menuntut ilmu yang bermanfaat bagi agama dan dunianya.Ketika membaca firman Allah berbunyi, “Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”(Thaha: 114), dan sabda Rasulullah SAW, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah,”seorang muslimah cerdas akan mengerti bahwa petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah meliputi laki-laki dan juga wanita.Sejak awal kemunculan Islam, segenap wanita beriman telah menyadari pentingnya nilai keilmuan.
Para wanita Anshar ketika itu berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, berikanlah kesempatan satu hari saja agar kami dapat belajar darimu, agar kami tidak kalah dengan kaum laki-laki.” Beliau lantas berkata, “Baiklah, tempat belajar kalian di rumah si Fulan.”Kemudian beliau pun datang ke rumah tersebut, lalu memberikan nasihat, mengingatkan dan mengajari mereka. (HR. Al-Bukhari)
Dengan senang hati para wanita muslimah menuntut ilmu. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya mengenai hukum-hukum yang berkenaan dengan agamanya. Ini mengingat, mereka menanyakan tentang kebenaran, dan sesungguhnya Allah tidak pernah malu terhadap kebenaran. Begitu banyak teks-teks yang menggambarkan keberanian wanita muslimah, kematangan kepribadiannya, serta kecemerlangan otaknya.…Dengan senang hati para wanita muslimah menuntut ilmu. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya mengenai hukum-hukum yang berkenaan dengan agamanya

…Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Asma’ binti Yazid bin As-Sakan Al-Anshariyah pernah bertanya kepada Nabi Muhammad mengenai mandi dari haid. Maka beliau menjawab, “Hendaklah salah seorang di antara kalian menyediakan air yang bercampur dengan daun sidr, lalu bersucilah dengan sebaik-baiknya.Setelah itu tuangkanlah air dan gunakanlah secarik kain atau kapas yang telah diberi wewangian, untuk selanjutnya bersihkanlah darah haid itu dengannya.”Selain itu, Asma’ binti Yazid juga bertanya tentang mandi junub, maka Rasulullah menjawab, “Ambil air dan bersucilah dengannya secara baik. Kemudian guyurkanlah air di atas kepalamu dan gosok-gosoklah kulit dan rambutmu hingga rata. Setelah itu tuangkanlah air ke seluruh tubuh.”(HR. Al-Bukhari dan Muslim)Lalu Ummu Sulaim binti Milhan, ibunda Anas bin Malik, pernah datang kepada Rasulullah, dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran, maka aku pun tidak malu untuk bertanya, “Apakah wanita wajib mandi apabila bermimpi?” Rasulullah menjawab, “Ya, apabila dia melihat adanya air mani.”Demikianlah, sehingga Ummul Mukminin Aisyah mengomentari, “Sebaik-baiknya wanita adalah wanita Anshar. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya mempelajari dan memahami agamanya.” Pada masa generasi sahabat, kaum wanita tidak segan-segan untuk menanyakan langsung hukum-hukum agama kepada Nabi Muhammad tentang masalah-masalah yang mereka alami. Hal ini mereka lakukan apabila mereka merasa ragu terhadap jawaban atau fatwa yang diberikan orang lain, atau apabila mereka merasa ragu terhadap jawaban atau fatwa yangdiberikan kepada selain Rasulullah. Tindakan demikian merefleksikan sikap wanita cerdas yang benar-benar sadar akan ajaran agamanya.Hal di atas juga benar-benar direfleksikan seorang sahabat wanita bernama Subai’ah binti Harits Al-Aslamiyah, saat dia hidup bersama Said bin Khaulah. Said harus syahid di Perang Badar, dan meninggalkan Subai’ah yang tengah hamil. Sepeninggal Said, Subai’ah pun melahirkan. Ketika telah suci dari nifasnya, Subai’ah berdandan untuk menyambut para peminang. Maka datanglah Abu Sanabil bin Ba’kak (laki-laki dari Abud-Dar) seraya berkata kepada Subai’ah, “Aku melihatmu berdandan untuk menyambut kedatangan seorangpeminang, apakah engkau ingin menikah? Demi Allah, engkau tidak boleh menikah sebelum engkau melewati masa iddah, 4 bulan 10 hari.”Maka Subai’ah pun berkata, “Ketika dia mengatakan hal itu kepadaku, aku pun segera mengemas pakaianku dan bertolak menuju kediaman Rasulullah. Pada saat mendatangi Rasulullah, aku bertanya kepada beliau mengenai hal itu. Maka beliau menjelaskan kepadaku bahwa aku diperbolehkan sejak aku melahirkan, dan memerintahkanku untuk segera menikah jika telah menemukan pasangan yang cocok.”Upaya Subai’ah untuk mencari tahu tentang hukum syariat, dan kegigihannya dalam menuntut keyakinan telah mendatangkan kebaikan, berkah, dan manfaat, bukan hanya bagi Subai’ah saja, tetapi juga bagi kaum muslimin secara keseluruhan hingga Hari Kiamat kelak.Hadits tentang Subai’ah tadi dijadikan pedoman oleh mayoritas ulama salaf dan khalaf (kontemporer), terutama imam mazhab yang empat. Mereka (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad) berpendapat bahwa iddah wanita hamil yang ditinggalmati suaminya adalah melahirkan, meski apabila dia melahirkan setelah ditinggal mati suaminya beberapa saat sebelum jenazah suaminya dimandikan.
Dengan demikian, betapa besarnya kontribusi Subai’ah bagi wawasan hukum syariat. Kesungguhan dan kegigihannya untuk mencari tahuserta menuntut ilmu syariat mampu memberikan secercah cahaya bagi orang-orang yang hidup setelahnya. Islam mewajibkan kaum wanita untuk menuntut ilmu seperti halnya telah diwajibkan kepada kaum laki-laki. Oleh karena itu, tidak heran jika kita menemukan wanita muslimah yang sangat gigih dalam mencari ilmu dan memahami masalah-masalah yang berkenaan dengan syariat Islam.…Muslimah yang sadar akan petunjuk agamanya akan senantiasa menyadari pentingnya membekali diri dengan ilmu bermanfaat…Muslimah yang sadar akan petunjuk agamanya akan senantiasa menyadari pentingnya membekali diri dengan ilmu bermanfaat. Keilmuan yang dimiliki sangat bermanfaat bagi kepribadiannya, putra-putrinya, keluarga dan masyarakatnya. Seorang muslimah yang cerdas tidak hanya memahami definisi kecantikan hanya dari aspek fisikan-sich. Seorang muslimah terlihat menawan jika memiliki pengetahuan keislaman yang baik. Apalah gunanya cantik secara fisik tapi buta akan Islam dan tidak bisa membedakan mana yang baik dan benar, mana yang halal dan haram, dan lainnya.Bagaimanapun kondisi fisiknya, orang yang berilmu akan tetap terlihat memesona. Sehingga, ketika diminta untuk membuat perumpamaan tentang madu, mangkuk, dan rambut oleh Rasulullah, Utsman bin Affan berkata, “Ilmu itu lebih manis dari madu, orang berilmu lebih cantik dari mangkuk yang indah, namun mencari orang berilmu yang mampu mengamalkan ilmunya dengan sempurna, susahnya sama dengan meniti sehelai rambut.”
Jadi, akan lebih ideal jika kecantikan fisik dibarengi dengan keilmuan mumpuni. Muslimah cantik dan berilmu luas merupakan dambaan setiap pria shalih. [ganna pryadha/voa-islam.com]
Continue Reading...
 

Blogroll

Total Tayangan Halaman

Jam

Inspirasi Anak Muda Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template